57 Peserta Ikuti UKK Mandiri SMK Islam Yapim Manado

Manado--(14/04/2023) SMK Islam Yapim Manado kembali mendapatkan izin untuk melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) secara mandiri.

SMK ISLAM YAPIM MANADO GELAR BUKA PUASA BERSAMA

Manado (08/04/2023) – SMK Islam Yapim Manado menggelar buka puasa bersama di hari ke tujuh belas ramadhan 1444 H.

SMK Islam Yapim Manado Join Bimtek Blended Learning

Makassar (6/04/2023) – SMK Islam Yapim Manado kembali mengirimkan salah satu gurunya untuk mengikuti kegiatan Bimtek Penguatan Pebelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Blended Learning

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara Kunjungi UKK SMK Islam Yapim Manado

Manado—12/04/2022 SMK Islam Yapim Manado menyelenggarakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) mulai tanggal 11 sampai tanggal 14 April 2022.

Rekomendasi Guru Pelopor Moderasi Beragama di Indonesia

Manado--12/11/2021 Sejak diterbitkannya Petunjuk Teknis (Juknis) Lomba menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama Tahun 2021

Relasi Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Manado--07/11/2021 Rakyat dan negeri ini sepatutnya bersyukur atas adanya peristiwa Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Nilai Moderasi: Tasamuh - Toleransi

Manado--06/11/2021 Nilai moderasi ketiga, tasamuh atau toleransi. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Nilai Moderasi: I'tidal - Tegak Lurus

Manado-07/11/2021 Moderasi Beragama adalah suatu cara pandang atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah

Membangun Manusia Indonesia Bersama Kiai Asep Syaifuddin Chalim

Manado--20/10/2021 Membangun manusia Indonesia adalah tugas bersama antara warga Negara dan Negara itu sendiri.

Gerakan Moderasi di Sekolah Versus Gerakan Merdeka Belajar

Manado, 02/05/2021 Hari ini peringatan Hari Pendidikan Nasional. Adapun tema yang diangkat adalah “Gerakan Moderasi di Sekolah Versus Gerakan Merdeka Belajar”.

Vaksinasi untuk Ketahanan Nasional

Manado--07/11/2021 Ketahanan Nasional suatu bangsa bergantung penuh pada alat Negara dan seluruh warga Negara atau citizen.

Pancasila dan Nasib Guru Agama

Manado--07/11/2021 Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta "panca" berarti lima dan "sila" berarti prinsip atau asas.

Yaa Lal Wathon: Lagu Magis Lagu Perjuangan Dicipta sebelum Indonesia Berwujud

Manado-05/11/2021. Malam ini saya menghadiri sebuah acara luar biasa yang digagas dan diiniasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia kerja bareng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hahal Bihalal Penuh Senyum Bersama Senator Sulawesi Utara

Manado == SMK Islam Yapim Manado kemarin menyelenggarakan acara halal bihalal secara sederhana.

SMK Islam Yapim Manado Siap Laksanakan UKK Mandiri

Manado, 2/4/2021—Setelah selesai melaksanakan ujian semester genap dan ujian sekolah beberapa minggun lalu, saat ini SMK Islam Yapim Manado tengah melaksanakan persiapan Uji Kompetensi Keahlian (UKK).

SENATOR SULUT BUKA PKL SMK YAPIM MANADO

Manado, 8/1/2021--Tidak seperti biasanya kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK tahun pelajaran 2020/2021 ini dilaksanakan di satuan pendidikan atau berbasis sekola.

109 Siswa SMK Yapim Diwisuda Hari Ini

SMK Yapim Manado menggelar acara purna siswa perpisahan dan penamatan peserta didik kelas XII tahun pelajaran 2016/2017 di aula SMK Yapim Manado.

ROHIS dan OSIS Peringati Isra' Mi'raj

ROHIS dan OSIS SMK Islam Yapim Manado mengadakan acara tazkir bulan di halaman sekolah. Kegiatan tazkir kali ini dirangkaikan dengan perayaan Isra Mi’raj 1438 H.

Waka HKI Buka LKBN 2019

Manado, 10/08/2019 == Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Industri, Bakri, M.Pd.I membuka secara resmi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Bela Negagara (LKBN) OSIS SMK Islam Yapim Manado Masa Khidmat 2018/2019

Pendidikan yang Memerdekakan: Refleksi Hari Merdeka

Sejak 1945 kita, orang Indonesia, memang sudah merdeka. Kita memang sudah bangkit sejak 1908.

Empat Pilar Kebangsaan dan Pendidikan Agama Islam

Inspirasi, Membicarakan Islam di Indonesia seperti membicarakan uang lo-gam dengan dua sisi yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan.

Jumat, 12 November 2021

Rekomendasi Guru Pelopor Moderasi Beragama Indonesia

  

Manado--12/11/2021 Sejak diterbitkannya Petunjuk Teknis (Juknis) Lomba menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama Tahun 2021, praktis ajang lomba Guru Pelopor Moderasi ini dimulai. Juknis dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI) yang ditandatangani oleh Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE., MM. Dalam juknis dijelaskan bahwa lomba Guru Pelopor Moderasi Beragama merupakan lomba yang ditujukan untuk mengetahui keaktifan / kepeloporan Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada tingkatan PAUD, RA/TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA sederajat dalam menumbuhkembangkan moderasi beragama di sekolah.

Menilik batasan pengertian lomba Guru Pelopor Moderasi Beragama yang diberikan BNPT dapat disimpulkan bahwa badan yang satu ini menginginkan adanya keaktifan dan kepeloporan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam upaya mengarusutamakan, mempopulerkan atau mengampanyekan, dan yang paling utama adalah menciptakan produk moderasi beragama dan mendorong orang lain untuk menerapkan perilaku moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga sekolah, masyarakat, dan warga Negara yang baik. Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Demikian buah pikiran Ki Hajar Dewantoro sosok Bapak Pendidikan Indonesia. Ketiga semboyan pendidikan itu mengandung arti “di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang memberi dorongan dan pengaruh.”  

Tiga semboyan di atas adalah semboyan keramat bagi setiap guru Indonesia. Dengan memahami saripati semboyan ini, setiap guru akan melakukan langkah terbaik dalam hal upaya menjadi guru yang hebat, guru yang berdaya, guna terciptanya siswa yang berjaya. Melalui inseminasi atau penanaman nilai-nilai moderasi beragama di sekolah diharapkan guru mampu tampil sebagai teladan atau contoh. Guru mampu membangun karsa atau kemauan peserta didik untuk mengenal dan mempraktikkan nilai moderasi beragama, dan guru dituntut untuk terus mendorong dan mempengaruhi peserta didiknya untuk tetap istiqomah atau memiliki sikap komitmen dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungannya.

Hal ini adalah proses dan perjuangan yang panjang. Perjuangan yang menuntut energi kesetiaan warga Negara terhadap bangsa dan negaranya. Adanya lomba Guru Pelopor Moderasi Beragama adalah salah satu ikhtiar pembuka dengan harapan melalui titik sekolah ini, nilai-nilai moderasi beragama ini bisa cepat tersebar secara massif dengan tingkat akselerasi yang baik. Lomba sendiri digelar dari 5 Maret hingga 14 November 2021. Durasi waktu lomba yang cukup panjang dan menuntut keistiqomahan peserta dalam berkarya dan mencipta produk-produk moderasi beragama. Beberapa hari lagi kegiatan lomba ini akan berakhir, namun spirit dan passion untuk mendesiminasikan nilai-nilai moderasi tidak boleh berhenti. Lomba ini bukanlah style dan fassion semata.

Prof. KH. Asef Saifuddin Chalim, MA mengatakan untuk menjadi guru haruslah ikhlas dalam mendidik karena tanggungjawabnya dunia akhirat, karena itu jadilah guru terbaik atau tidak sama sekali. Untuk tetap istiqomah atau komitmen dalam mengarusutamakan nilai-nilai moderasi adalah bagian langkah yang harus ditempuh guru untuk menjadi guru yang terbaik. Setiap guru harus memiliki daya tahan dan daya juang serta semangat militansi dalam berjihad menumbuhkembangkan nilai-nilai moderasi beragama dalam dada setiap peserta didiknya. Dengan demikian guru tidak hanya mengajarkan pentingnya pengetahuan dan ketrampilan semata tapi juga melakukan transfer of value.

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan lomba ini adalah (1) tenaga Pendidik dan kependidikan semakin tergerak untuk secara aktif menumbuhkembangkan moderasi beragama di lingkungan sekolah, (2) terhimpunnya beberapa kegiatan para tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya menumbuhkembangkan moderasi beragama di lingkungan sekolah, dan (3) sekolah menjadi model penerapan moderasi beragama di lingkungan masyarakat. Untuk menjaga hasil, melestarikan, dan mengembangkan capaian ini, penulis memberikan catatan dan rekomendasi Guru Pelopor Moderasi Beragama 2021. Di antara butir rekomendasi itu adalah:

  1. Lomba Guru Pelopor Moderasi Beragama, kiranya dimasukkan dalam kegiatan kalender tahunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran-DIPA BNPT-RI.
  2. Pemenang lomba GPM 2021, tidak dibenarkan mengikuti lomba GPM 2022 sehingga membuka kesempatan dan potensi peserta  lainnya.
  3. BNPT-RI menfasilitasi karya pemenang untuk dikonversi menjadi karya tulis dalam bentuk buku dengan melibatkan para editor ahli.
  4. BNPT-RI membangun kerjasam dengan organisasi profesi guru di Indonesia.
  5. BNPT-RI membentuk Gugus Tugas Guru dalam Pencegahan Terorisme di daerah dan memasukkan gugus tugas ini dalam struktur FKPT Provinsi untuk memudahkan koordinasi.
  6. BNPT-RI dapat berkolaborasi dengan Kemendibud Ristek dan Kemenag RI untuk memasukkan materi Pendidikan Anti Terorisme dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
  7. BNPT-RI mendorong FKPT daerah untuk membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan Daerah sehingga keberadaan Guru Pelopor Moderasi Bergama diakui keberadaannya.

 

Salam Moderasi Beragama!!

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado

Minggu, 07 November 2021

Nilai Moderasi: I’tidal – Tegak Lurus

  


Manado-07/11/2021 Moderasi Beragama adalah suatu cara pandang atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak mendominasi dalam pikiran dan sikap seseorang. Sekarang kita akan membahasa i’tidal salah satu nilai atau karakter moderasi beragama.

Dalam fiqih sholat kita juga mengenal istilah I'tidal. Bahkan ia merupakan rukan salah satu rukun sholat. I’tidal  berupa gerakan bangun dari ruku' dan dilakukan sebelum sujud. Gerakan i'tidal dilakukan dengan cara berdiri tegak setelah melaksanan ruku', mengangkat kedua tangan setinggi telinga (laki-laki) atau sebatas dada (perempuan).

Sebangun dengan artian I’tidal dalam fiqih sholat, I’tidal sebagai salah satu nilai dan karakter moderasi beragama juga berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan atau ke kiri. Kata ini diambil dari kata al-adlu yang berarti keadilan atau I’dilu yang artinya bersikap adilah sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Maidah/5: 8 yang berbunyi:

8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

I’tidâl juga dapat diartikan sebagai upaya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak serta memenuhi kewajiban secara proporsional. Sikap ini harus ada dan tertanam dalam diri kita, keluarga, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Lahirnya keadilan akan melahirkan kebaikan-kebaikan baru dalam kehidupan yang jauh dari aniaya atau kezaliman. Kezaliman bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Sikap ini pada intinya memiliki arti menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan  lurus di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat atau kehidupan bersama. Kesimpulannya, dengan sikap I’tidal ini kita akan selalu menjadi bagian kelompok yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang condong pada paham-paham ekstrim.

Salam Moderasi Beragama!!

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado

Relasi Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

  


Manado--07/11/2021 Rakyat dan negeri ini sepatutnya bersyukur atas adanya peristiwa Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya. Tanpa dua peristiwa ini bisa jadi kata Indonesia tinggallah kata tanpa  makna eksistensi. Indonesia yang saat itu baru saja diproklamirkan harus rela akan kembali dikangkangi oleh kaum kolonialis Belanda dan sekutu pimpinan Inggris. Saat itu Indonesia baru berusia sekitar dua bulan sebagai Negara merdeka ketika dua peristiwa maha penting itu terjadi.

Negara tanpa tentara nasional harus menerima kenyataan pahit kembali mendapat rongrongan, infiltrasi, gertakan dan pressure yang lebih tepatnya disebut sebagai teror dari satu Negara kepada mantan Negara jajahannya. Namun Indonesia bukanlah Negara kecil. Indonesia bukan saja memiliki rakyat dengan jumlah yang besar, tapi juga memiliki nyali yang tidak bisa dianggap enteng. Selain memiliki rakyat, Indonesia juga memiliki pemimpin-pemimpin revolusi sebagai umaro dan juga para ulama yang doanya tembus ke langit. Indonesia memiliki Soekarno sebagai pemimpin revolusi dan Hadratus Syeikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’arie dan para kiai sebagai motor dan dinamisator penggerak perjuangan rakyat.

Sebagai bukti napak tilas perjuangan ini adalah naskah Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama. Sehingga tidak berlebihan jika pada tahun 2015, Presiden Ke-7 Indonesia Mister Joko Widodo memberikan apresiasi atas peran santri dan kiai dalam mempertahankan kemerdekaan. Apresiasi itu dituangkan dalam sebuah Surat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan Hari Santri Nasional. Pada tahun 1945 terbukti para santri dan kiai telah menancapkan tonggak sejarah dan mengukirnya dengan tinta emas. Kalangan santri yang dicap sebagai kaum sarungan dan gudikan telah membuktikan darma baktinya untuk negeri ini. Mereka memahami spirit dakwah dengan baik. Bagaimana mungkin membangun masyarakat dan agama di atas tanah negeri yang bersengketa. Mereka meyakini ajaran agama apapun bisa tumbuh subur di atas bumi yang damai dan bersahaja.

Kehadiran Resolusi Jihad memperkuat peristiwa pertempuran 10 November, tanpa dua peristiwa ini bisa jadi Indonesia tinggallah kenangan. Peristiwa pertempuran 10 November sendiri bukanlah peristiwa tunggal. Peristiwa ini adalah titik puncak sekaligus pemicu timbulnya gerakan-gerakan perjuangan perlawanan rakyat Indonesia terhadap imperialis Belanda yang tamak dan rakus ingin kembali mengkoloni Nusantara. Setelah kematian Brigadir Jenderal Mallaby, Inggris mengultimatum arek-arek Suroboyo untuk menyerah. Ultimatum tersebut meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjtaan dan menghentikan perlawanan pada tentara sekutu dan NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila Indonesia tidak menaati perintah Inggris.

Mendengar ancaman itu arek-arek Suroboyo semakin beringas dan terbakar semangat mereka. Di bawah komando Bung Tomo dan Gubernur Suryo, semangat perjuangan mereka memuncah dan terjadilah tragedi pertempuran 10 November 1945 yang terkenal itu. Sekitar 20,000 pejuang dan penduduk Surabaya meninggal, 150.000 penduduk terpaksa mengungsi meninggalkan kota Surabaya, dan hanya 1.600 tentara sekutu yang tewas, luka, dan hilang. Peperangan di manapun pasti membawa korban dan menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan. Percayalah banyak peperangan terjadi di dunia ini karena nasfu segenlintir orang yang kemudian menyeret dan merugikan banyak rakyat kecil. Mari kirimkan fatiihah untuk para suhada bangsa korban tragedi pertempuran 10 November 1945.  

Selamat Hari Pahlawan 10 November 2021

Pahlawanku Inspirasiku!!

Salam Moderasi Beragama

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

(Guru SMK Islam Yapim Manado)

 

Yaa Lal Wathon: Lagu Magis lagu perjuangan sebelum Indonesia Berwujud

  


Manado-05/11/2021. Malam ini saya menghadiri sebuah acara luar biasa yang digagas dan diiniasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia kerja bareng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Acara ini adalah Workshop Pemimpin Agama dan Penggerak Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Sulawesi Utara. Acara serupa pernah saya ikuti sekitar empat tahun lalu tepatnya pada tahun 2017. Saat itu saya hadir benar-benar murni sebagai peserta MKNU yang harus duduk disiplin mengikuti acara dengan durasi minimal 36 jam itu. Alhamdulillah malam ini kembali saya bisa menikmati situasi yang sama meskipun bukan lagi sebagai peserta namun hanya sebagai “penggembira”.

Acara malam ini dilaksanakan di salah satu hotel terkenal di Manado. Tempatnya strategis di bilangan pusat kota Manado yang multikultural. Di tempat ini selain bersilaturahim dengan sesama warga nahdliyin saya bisa kembali merefresh pengetahuan saya terkait dengan materi-materi inti MKNU yang luar biasa. Hebatnya materi ini juga disampaikan oleh narasumber-narasumber pusat dari PBNU yang juga luar biasa. Malam ini saya menikmati uraian komprehensif dari Drs. H. Sulthonul Huda, M.Si dan Dr. H. Endin AJ Soefihara, MMA. Keduanya luar biasa mampu menyampaikan materi yang berat dengan ringan, bersahaja, dan lucunya pasti khas NU. Kira-kira miriplah dengan stand up comedy namun penuh dengan isi dan gizi yang penting untuk nutrisi isi kepala saya yang mulai melemah ini. Adapun materinya adalah arah cita-cita  dan strategi perjuangan NU 2015-2026 dan Review perjalanan satu abad NU 1926-2026.

Ditengah-tengah acara kami diminta berdiri untuk menyanyikan sebuah lagu yang tidak asing lagi buat saya dan warga nahdliyin lainnya. Lagu itu adalah Syubbanul Wathon (Pemuda Cinta Tanah Air) yang lebih familiar disebut Yaa Lal Wathon. Lirik lagu ini diciptakan langsung oleh K.H. Wahab Hasbullah salah satu kiai besar pendiri Nahdlatul Ulama. Lagu ini tercipta sebagai lagu perjuangan rakyat di tahun 1934 dengan berbahasa Arab. Jika menelisik isi lagu kita dapatkan didalamnya terdapat sebuah ekspresi atau ungkapan mendalam tentang nasionalisme. Rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang ingin digelorakan oleh sosok sang kiai. Benih-benih cinta tanah air ini akhirnya bisa menjadi energi positif bagi rakyat Indonesia secara luas sehingga perjuangan tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi pergerakan sebuah bangsa yang cinta tanah airnya untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan.

Slogan hubbul wathon minal iman sendiri adalah potongan lirik yang terdapat dalam lagu ini. Ungkapan ini menjadi begitu popular  mengalahkan judul lagunya sendiri. Cinta tanah air bagian dari iman, bahasa kerennya nasionalisme bagian dari iman itu sendiri.  Siapapun yang pernah menghafal lirik lagu ini dan menyanyikannya pasti akan merinding  karena spirit dan magis liriknya. Jauh sebelum Indonesia merdeka lagu ini telah eksis di pesantren-pesantren khususnya pesantren Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama telah mengajarkan bab hubbul wathan jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah bangsa dan Negara yang berdaulat. Kesimpulannya Nahdlatul Ulama sedari dulu telah memiliki visi yang jelas terkait dengan wilayah Nusantara yang harus menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapanpun. Karena NKRI adalah Negara kesepakatan, siapapun yang melanggar kesepakatan adalah penghianat bangsa. Dari dulu hingga sekarang satu-satunya organisasi masyarakat (ormas) yang getol menyuarakan NKRI harga mati hanyalah Nahdlatul Ulama. Mari kita simak dan dengarkan bersama lagu hasil istiqarah sang kiai.

Salam Moderasi Beragama!!

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado

PANCASILA DAN NASIB GURU AGAMA

  

 

Manado--07/11/2021 Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta "panca" berarti lima dan "sila" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejak kita terlahir sebagai warga Negara, hamper setiap saat kita mendengar kata Pancasila. Terlebih ketika kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Tingkat Menengah. Di zaman saya dulu ada yang namanya Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila alias Penataran P4. Saya masih ingat benar kegiatannya seperti apa, dan sampai saat ini saya masih menyimpan sertifikat-sertifikatnya.

Pada 2016, Presiden Joko Widodo membentuk Unit Kerja Presiden Bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (BPIP). Lembaga setingkat menteri ini dibentuk langsung di bawah Presiden dengan tugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan mengendalikan penerapan nilai Pancasila. Sasaran implementasinya meliputi sekolah, lembaga pemerintahan, hingga organisasi kemasyarakatan.


Lima sila utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

 

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, akan menjadi fokus opini ini. Logo sila ini adalah bintang yang ditempatkan pada bagian tengah dada Burung Garuda. Seakan hal ini mengajarkan kepada kita Ketuhan Yang Maha Esa harus dibangun melalui ajaran agama yang bersumberkan dari ajaran yang murni. Agama harus selalu berada di tengah-tengah, menjadi pengayom dan sekligus sumber inspirasi untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.

 

Ajaran Ketuhanan ini bisa dilangsungkan di mana saja, di langgar-langgar, mashola, dan masjid, atau di bilik-bilik geraja dan rumah ibadah, Pura, Vihara, dan klenteng. Tapi juga diselenggarakan di sekolah-sekolah agama yang bercorak tradisional maupun modern. Bahkan di sekolah umumpun ajaran ketuhanan ini juga bisa dibumikan.

 

Seiring dengan perkebangan  bangsa ini dengan segala tantangan yang dihadapinya, pendidikan agama menjadi penting untuk menjaga sila pertama ini tetap kokoh berada di tengah-tengah. Ajaran ketuhanan melalui ajaran pendidikan agama harus diperkuat bukan hanya karena alasan subyektif agama namun juga karena alasan kebangsaan. Kita sebagai nation harus menempatkan posisi agama sebagai sesuatu yang tinggi dan penting. Agama menyatukan banyak hal namun dalam bernegara dan berbangsa kita harus menerima dan menghormati perbedaan dalam beragama.

 

Jika kita menyadari pendidkan agama memiliki posisi yang strategis dalam menjamin keberlangsungan kehidupan berbangsa ini, seharusnya kita juga memiliki pandangan yang sama dengan orang-orang yang terlibat dalam pendidikan agama. Siapakah mereka??? Jawabannya adalah guru agama. Semua guru agama yang ada di negeri ini. Masa depan mereka juga perlu kita pertimbangkan dan perjuangankan. Namun sayang setelah lama tidak ada penerimaan ASN Guru Agama karena moratorium, kini guru-guru agama di negeri ini juga harus menunggu kembali karena sebagaian propinsi, kabupaten kota tidak membuka kuota ASN Guru Agama.

 

Terkait hal ini, setiap daerah pasti memiliki perhitungannya masing-masing. Namun yang susah dipahami adalah ketika terdapat satu daerah yang memiliki tingkat pluralitas tinggi, dan dalam dua tahun terakhir indeks toleransinya mengalami penurunan tapi justru sama sekali tidak memberikan kuota ASN ataupun PPPK Guru Agama??

 

Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021  

Semoga Nilai-nilai Pancasila betul-betul dapat diwujudkan dalam pola pikir, sikap, mental, gaya hidup dan perilaku nyata dalam kehidupan sehari hari. Salam Pancasila, Pancasila di Hati.

 

Penulis:

Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado

 

Vaksinasi untuk Ketahanan Nasional

  


Manado--07/11/2021 Ketahanan Nasional suatu bangsa bergantung penuh pada alat Negara dan seluruh warga Negara atau citizen. Kokoh ambruknya sebuah Negara sangat bergantung pula pada kesadaran masing-masing individu warga negaranya. Ketahanan Nasional suatu Negara bisa diterjemahkan dalam banyak bidang. Diantaranya system politik dan pertahanan, sosial ekonomi, budaya, pendidikan, toh begitu juga dengan bidang kesehatan.

Di bidang kesehatan, saat ini semua Negara seantero dunia disibukkan dengan pandemic Covid-19, termasuk Negara tercinta Indonesia. Virus yang awalnya berasal dari Kota Wuhan China itu, saat ini telah menginveksi sekitar 185 juta penduduk dunia dan dari angka ini yang telah meninggal sebanyak 4 juta manusia. Jumlah yang tidak sedikit. Di negeri kita sendiri saat ini jumlah kasus Covid-19 adalah 2,49 juta dari data ini jumlah sembuh sebanyak 2,05 juta dan meninggal sebanyak 65.457 jiwa.

Ketahanan Nasional di bidang kesehatan benar-benar diuji di masa pandemic saat ini. Bahkan perkara ini telah merembet ke masalah-masalah lain sebagai contoh bidang pendidikan dan ekonomipun ikut terpuruk. Dibutuhkan kekuatan dan sumber daya besar untuk mengatasi masalah ini. Kepiawaian pemerintah mengatasi masalah di tunggu-tunggu masayarakat. Kita harus jujur pemerintah telah melakukan banyak hal. Karenanya menjadi fardhu ain bagi kita setiap warga Negara untuk mendukung seluruh upaya dan ikhtiar pemerintah untuk mengatasi pandemic ini.

Pandemi covid-19 benar-benar menjadi momok bagi kita semua. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan menggalakkan vaksinasi covid-19. Program ini harus kita dukung bersama-sama untuk ketahanan nasional. Saatnya dibutuhkan kesadaran setiap warga untuk bergerak bersama mengikuti vaksinasi ini. Hitung-hitung saat ini program vaksinasi masih gratis. Anda memiliki tiga pilihan yaitu pilih vaksinasi gratis, pilih yang berbayar, atau tidak bersedia divaksin dengan segala resikonya.

Sebagai informasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menggelar pelaksanaan Vaksinasi Gotong Rotong (VGR) Individu dengan bentuk soft launching selama dua hari yang berlangsung Jumat dan Sabtu (9-10 Juli 2021). PT Kimia Farma Tbk akan membuka klinik vaksinasi individu secara resmi pada Senin, 12 Juli 2021. Hal ini dilakukan karena berdasarkan riset beberapa lembaga, terdapat permintaan dari kelompok masyarakat yang ingin vaksinasi secara individu agar segera mendapat perlindungan kesehatan pribadi.

Kementerian BUMN sendiri mengapresiasi inisiatif itu sebagai usaha untuk mendukung percepatan vaksinasi. Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansyuri menyatakan, Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu dapat mempercepat pembentukan kekebalan komunal (herd immunity) sehingga pemulihan perekonomian nasional dapat berjalan lebih cepat.

Sejenak saya teringat program subsidi pembagian tabung gas elpiji 3 kilo satu dekade yang lalu. Saat itu masyarakat enggan dan bahkan menolak menerima tabung gas elpiji  3 kilo ini masuk dalam rumah mereka. Mereka merasa takut jangan-jangan tabung gas itu akan meledak dalam rumah. Ketakutan ini cukup beralasan karena kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, ditambah banyaknya informasi di media televise yang selalu mengabarkan perihal tabung gas meledak. Karenanya jangan heran saat itu pemerintah SBY-JK dihujat dan dicibir karena program ini. Pemerintah dianggap dan dicap telah memasukkan bom-bom Molotov dalam rumah warga. Hari ini kita dapati hal yang berbeda, masayarakat merasa kehilangan dan kesusahan jika tabung gas elpiji 3 kilo hilang dari pasaran. Apa yang membuat mereka begitu? Alasannya hanya satu karena mereka merasa butuh. Dengan alasan kesadaran butuh itulah mereka bersedia membeli gas elpiji  3 kilo meskipun dengan harga berlebih jika stok tidak ada di pasaran.

Setali dengan masalah ini, program vaksinasi saya menyakininya akan memiliki nasib yang sama dengan program subsidi tabung gas elpiji  3 kilo. Awal munculnya mendapatkan penolakan masyarakat tapi akhirnya akan dirindukan keberadaanya. Seperti tabung gas elpiji 3 kilo yang gratis pada awalnya, nantinya vaksinasi ini juga akan berbayar pada waktunya. Huh, sekarang pilihannya ada pada anda sekalian, anda suka yang gratis atau yang berbayar.

Warga Negara yang telah melakukan vaksinasi sebenarnya mereka telah mendukung kebijakan dan program pemerintah. Yang artinya mereka mendukung negeri ini untuk tetap kokoh berdiri. Karena hanya dengan ketahanan nasional sebuah Negara akan tetap kokoh berdiri. Hubbul wathan minal iman, cinta terhadap tanah air adalah bagian dari iman. Salam moderasi beragama.

Salam Moderasi Beragama!!

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru pada SMK Islam Yapim Manado

Sabtu, 06 November 2021

Nilai Moderasi: Tasamuh - Toleransi

  


Manado--06/11/2021 Nilai moderasi ketiga, tasamuh atau toleransi. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dengan sikap toleansi kita dapat menciptakan kehidupan yang damai, aman, nyaman, dan penuh tenggangrasa atau teposliro dlam bahasa jawa. Kata tasamuh sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya toleransi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tasamuh artinya kelapangan dada, keluasan pikiran, dan toleransi itu sendiri.

Tasamuh adalah sikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak dan kewajiban antaragama. Tasamuḥ dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain. Adalah kemustahilan, kita memaksakan ajaran agama kita ke dalam ajaran agama orang lain.

Tasamuh adalah akhlak terpuji dalam pergaulan di mana ada rasa saling menghormati dan menghargai antara satu dengan lainnya tetapi masih dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran agama. Kita semua adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap tasamuh sangat penting diterapkan untuk menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama.

Dalam kehidupan bermasyarakat, pertentangan atau perbedaan adalah hal yang wajar, mengingat setiap manusia memiliki sifat dan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut jika tidak ditanggulangi dengan sikap tasamuh, maka dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, penerapan sikap tasamuh adalah kunci untuk menghindari pertentangan besar di kemudian hari. Dengan menerapkan sikap tasamuh, seseorang akan dapat menyelesaikan permasalahan dengan tenang dan kepala dingin.

 

Dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10 dikatakan "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua sadaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." Penjelasan tentang praktik tasamuh ini juga dapat dilacak dalam Q.S. Al-Kafirun ayat 1-6. Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam sangat toleran terhadap adanya perbedaan agama. Pada akhir ayat ditegaskan, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Tidak ada paksaan pula dalam memilih agama, sebagaimana diinformasikan Q.S.  Al-Baqarah ayat 256.

Selain itu HR Bukhari juga menyebutkan Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." (HR Bukhari).

 

Terdapat beberapa manfaat tasamuh, di antaranya sebagai berikut:

  1. Meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama anak bangsa.
  2. Menjaga kedamaian dan kerukunan bersama.
  3. Mempererat persatuan dan kesatuan antar sesama manusia.
  4. Mempermudah urusan dalam kehidupan bermasyarakat.
  5. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati serta tenggang rasa terhadap sesama   manusia.
  6. Menjaga norma-norma agama, sosial dan adat istiadat.
  7. Menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
  8. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat.

Beberapa contoh sikap tasamuh diantaranya, menghentikan sementara acara atau rapat karena tiba waktu shalat. Tidak menyalakan klakson motor atau mobil ketika melewati tempat ibadah. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya. Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya. Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pemahaman suatu masalah. Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari di bulan puasa. Dan masih banyak seabrek lainnya contoh sika tasamuh yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tasamuh bukanlah sekedar kata-kata yang tersusun indah, tapi ia adalah sikap dan perilaku warga Negara yang harus senantiasa diwujudnyatakan dalam relasi kehidupan sehari-hari sehingga hal ini akan mendorong terciptanya situasi yang damai, aman, nyaman, kondusif, dan penuh dengan tenggangrasa. Demikian penjelasan singkat tentang tasamuh.

Salam Moderasi Beragama!!

Penulis: Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado