57 Peserta Ikuti UKK Mandiri SMK Islam Yapim Manado

Manado--(14/04/2023) SMK Islam Yapim Manado kembali mendapatkan izin untuk melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) secara mandiri.

SMK ISLAM YAPIM MANADO GELAR BUKA PUASA BERSAMA

Manado (08/04/2023) – SMK Islam Yapim Manado menggelar buka puasa bersama di hari ke tujuh belas ramadhan 1444 H.

SMK Islam Yapim Manado Join Bimtek Blended Learning

Makassar (6/04/2023) – SMK Islam Yapim Manado kembali mengirimkan salah satu gurunya untuk mengikuti kegiatan Bimtek Penguatan Pebelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Blended Learning

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara Kunjungi UKK SMK Islam Yapim Manado

Manado—12/04/2022 SMK Islam Yapim Manado menyelenggarakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) mulai tanggal 11 sampai tanggal 14 April 2022.

Rekomendasi Guru Pelopor Moderasi Beragama di Indonesia

Manado--12/11/2021 Sejak diterbitkannya Petunjuk Teknis (Juknis) Lomba menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama Tahun 2021

Relasi Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Manado--07/11/2021 Rakyat dan negeri ini sepatutnya bersyukur atas adanya peristiwa Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Nilai Moderasi: Tasamuh - Toleransi

Manado--06/11/2021 Nilai moderasi ketiga, tasamuh atau toleransi. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Nilai Moderasi: I'tidal - Tegak Lurus

Manado-07/11/2021 Moderasi Beragama adalah suatu cara pandang atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah

Membangun Manusia Indonesia Bersama Kiai Asep Syaifuddin Chalim

Manado--20/10/2021 Membangun manusia Indonesia adalah tugas bersama antara warga Negara dan Negara itu sendiri.

Gerakan Moderasi di Sekolah Versus Gerakan Merdeka Belajar

Manado, 02/05/2021 Hari ini peringatan Hari Pendidikan Nasional. Adapun tema yang diangkat adalah “Gerakan Moderasi di Sekolah Versus Gerakan Merdeka Belajar”.

Vaksinasi untuk Ketahanan Nasional

Manado--07/11/2021 Ketahanan Nasional suatu bangsa bergantung penuh pada alat Negara dan seluruh warga Negara atau citizen.

Pancasila dan Nasib Guru Agama

Manado--07/11/2021 Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta "panca" berarti lima dan "sila" berarti prinsip atau asas.

Yaa Lal Wathon: Lagu Magis Lagu Perjuangan Dicipta sebelum Indonesia Berwujud

Manado-05/11/2021. Malam ini saya menghadiri sebuah acara luar biasa yang digagas dan diiniasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia kerja bareng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hahal Bihalal Penuh Senyum Bersama Senator Sulawesi Utara

Manado == SMK Islam Yapim Manado kemarin menyelenggarakan acara halal bihalal secara sederhana.

SMK Islam Yapim Manado Siap Laksanakan UKK Mandiri

Manado, 2/4/2021—Setelah selesai melaksanakan ujian semester genap dan ujian sekolah beberapa minggun lalu, saat ini SMK Islam Yapim Manado tengah melaksanakan persiapan Uji Kompetensi Keahlian (UKK).

SENATOR SULUT BUKA PKL SMK YAPIM MANADO

Manado, 8/1/2021--Tidak seperti biasanya kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK tahun pelajaran 2020/2021 ini dilaksanakan di satuan pendidikan atau berbasis sekola.

109 Siswa SMK Yapim Diwisuda Hari Ini

SMK Yapim Manado menggelar acara purna siswa perpisahan dan penamatan peserta didik kelas XII tahun pelajaran 2016/2017 di aula SMK Yapim Manado.

ROHIS dan OSIS Peringati Isra' Mi'raj

ROHIS dan OSIS SMK Islam Yapim Manado mengadakan acara tazkir bulan di halaman sekolah. Kegiatan tazkir kali ini dirangkaikan dengan perayaan Isra Mi’raj 1438 H.

Waka HKI Buka LKBN 2019

Manado, 10/08/2019 == Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Industri, Bakri, M.Pd.I membuka secara resmi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Bela Negagara (LKBN) OSIS SMK Islam Yapim Manado Masa Khidmat 2018/2019

Pendidikan yang Memerdekakan: Refleksi Hari Merdeka

Sejak 1945 kita, orang Indonesia, memang sudah merdeka. Kita memang sudah bangkit sejak 1908.

Empat Pilar Kebangsaan dan Pendidikan Agama Islam

Inspirasi, Membicarakan Islam di Indonesia seperti membicarakan uang lo-gam dengan dua sisi yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan.

Senin, 31 Agustus 2015

Momen saat Penyampaian Materi LDK OSIS 2015

 

















Dr. H. Abd. Latif Samal, MM: Pemantapan Mental & Pribadi Pemimpin



















Bakri, S.Pd.I, M.Pd.I: Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin



















Udin Dunggio, S.Pd: Manajemen Kepemimpinan



















Olis Paputungan, S.Pd: OSIS Orientation Programm

Dra. Retty  Mokodongan: Perempuan dan Kepemimppinan





















Sabtu, 29 Agustus 2015

Kepala Sekolah Buka LDK OSIS 2015

 

Kepala Sekolah SMK Yapim Manado, Dr. H. Abd. Latif Samal, MM membuka secara resmi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OSIS SMK Yapim Manado Masa Khidmat 2015/2016. LDK kali ini dilaksanakan di daerah Mokupa  tepatnya di Eks Gedung Manado Beach Hotel Manado. Kegiatan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari hari Jumat s/d Minggu atau tanggal 28 s/d 30 Agustus 2015. Dalam sambutannya Kepala Sekolah mengharapkan kegiatan LDK ini digunakan sebagai media menggembleng kemampauan diri peserta didik dalam hal jiwa kepemimpinan. Peserta didik harus mampu menunjukkan dirinya berbeda dengan peserta didik yang lain yang tidak pernah mengikuti kegiatan LDK semacam ini. Sebagai informasi kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 (enampuluh) peserta didik SMK Yapim Manado. (#zigaumarov)

Selasa, 18 Agustus 2015

Pendidikan yang Memerdekakan: Refleksi Hari Merdeka!!

 

Sejak 1945 kita, orang Indonesia, memang sudah merdeka. Kita memang sudah bangkit sejak 1908. Tapi, apakah pendidikan kita sekarang sudah bisa dikategorikan sebagai pendidikan yang memerdekakan. Apakah terasa bahwa pendidikan kita saat ini adalah yang membangkitkan anak-anak bangsa? Anak-anak kita?
Jujur saja. Saat ini masih banyak siswa yang tidak merdeka dalam mengeksplorasi minat mereka, mengeksplorasi sesuatu yang berbeda hanya karena dibatasi oleh norma-norma yang mengatakan bahwa "Kalau bukan jurusan eksakta, maka kamu tidak termasuk anak cerdas. Kalau tidak lulus UN, maka klaar hidupmu!".
Adalah menjadi tontonan rutin di televisi ketika para siswa mulai SD sampai SMK/SMA menangis sesenggukan pada saat doa bersama menjelang UN, karena UN begitu disakralkan. UN dianggap sebagai momok, kesulitan dan ancaman , meski tahun ini hal itu sudah mulai berubah.
Anggapan setelah lulus S-1, maka si anak harus S-2 dan setelah itu S-3 sudah menjadi suatu hal lumrah. Banyak para lulusan S-1, ketika ditanya alasannya meneruskan ke jenjang S-2, maka sebagian besar menjawab, "Karena saya sudah lulus S-1!".
Bahkan, untuk lulusan S-2, jika ditanya alasanya meneruskan ke jenjang S-3, maka jawabannya adalah, "Karena saya sudah lulus S-2!".
Rasanya, tidak banyak orang menyadari bahwa ada tanggung jawab akademis yang diemban seseorang anak setelah meraih gelar doktor. Karena, gelar doktor seyogiyanya bukan sekedar untuk mempercantik CV, bukan semata untuk kepentingan nyaleg, apalagi nyapres!.
Ya, pendidikan kita memang masih bersifat normatif. Bahkan, pendidikan agama yang seharusnya sarat muatan eksploratif dan analitis, akhirnya hanya bersifat dogmatis dan normatif. Bagaimana mungkin tingkat ketakwaan hanya diukur dari sisi knowledge, dan bukan penerapan nilai-nilai agama itu sendiri?
Cobalah perhatikan ketika guru mengajar di kelas bangku mana yang duluan terisi? Cobalah memberi kuliah atau seminar di universitas-universitas di negeri ini. Coba kita amati barisan kursi yang manakah yang terisi terlebih dahulu? Coba kita amati, apakah kita langsung dibombardir dengan pertanyaan setelah selesai presentasi?
Entah mengapa, mulai forum-forum seminar di hotel berbintang, sampai kuliah umum di universitas ternama, kursi deretan paling belakanglah yang selalu terisi lebih dulu. Lalu, entah mengapa, siswa baru berani bertanya jika sudah ada yang bertanya lebih dulu. Mereka takut salah, takut pertanyaannya dianggap tidak berkualitas, --yang dalam bahasa anak zaman sekarang disebut culun punya alias cupu, sehingga memborgol pertanyaan dan rasa ingin tahu yang mungkin sudah ada di benak mereka. Buntu! Padahal apa yang ada di kepala mereka bisa jadi lebih fresh dan berkualitas.
Sebaliknya, banyak dosen di universitas-universitas di luar negeri mengeluhkan minimnya keaktifan mahasiswa Indonesia dalam bertanya atau berpendapat, apalagi berdebat di ruang kuliah. Padahal, justru melalui hal itulah dinamika pencarian ilmu dan proses pencerahan berlangsung.
Kalau siswa masih menganggap UN sebagai momok, jika siswa masih menganggap juara olimpiade sains lebih bergengsi dibandingkan juara lomba drama, bila profesi PNS atau bekerja di perusahaan multi nasional dianggap lebih fancy daripada punya gerai ayam goreng yang dibangun dan dikelola sendiri, rasanya pendidikan kita malah justru mengkerdilkan dan bukan memerdekakan bangsa ini.
Pendidikan seharusnya memberi kemerdekaan untuk menginterpretasikan keinginan, ambisi, dan semangat tanpa dibatasi pakem, bahkan norma. Pendidikan yang memerdekakan seharusnya memberi ruang untuk siswa berani menentukan keputusan sendiri, berkreasi,dan mengambil risiko. Pendidikan yang memerdekakan akan bermuara pada kebangkitan!
Soekarno, Habibie, Gus Dur, Hatta, bukanlah produk dari pendidikan yang kerdil. Mereka beruntung dapat berguru dari sumber ilmu yang memberi ruang bagi ide-ide gila dan nyeleneh. Nasionalisme, industri strategis, pluralisme dan ekonomi kerakyatan adalah buah pendidikan yang memerdekakan siswa didik.
Semakin terbukanya dunia, maka siswa semakin dituntut memiliki mental eksploratif, kreatif dan kritis. Bagaimana mungkin kita bisa unggul di tingkat global dan regional, jika pola pendidikan kita masih terkukung oleh pendidikan kognitif semata, yang tidak membangkitkan sisi rasa dan humanisme?
Khalifah
Allah SWT bersabda: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al Baqarah :30).
Tuhan tentu punya misi khusus bagi manusia. Tuhan menciptakan manusia menjadi alat-Nya untuk menyatakan Kuasa-Nya yang masih Dia sembunyikan dalam alam ini. Manusia diharapkan dapat membongkar rahasia semesta. Rahasia kebesaran Allah SWT. Karena itulah, manusia dijadikan "khalifah". Di situlah letak kemuliaan kita sebagai mahluk-Nya.
Dengan prinsip itulah, sekali lagi, harusnya kita sadar bahwa pendidikan yang memerdekakan dan membangkitkan bukanlah pendidikan kerdil yang menghasilkan manusia berkarakter Firaun dan berkarakter iblis, yang terus menerus merusak bumi dan isinya.
Pendidikan yang memerdekakan dan membangkitkan adalah pendidikan yang melahirkan para khalifah, para prabu, yaitu manusia-manusia matang dan unggul. Pendidikan yang memerdekakan dan membangkitkan adalah pendidikan yang juga melahirkan para rahadian, yaitu manusia-manusia unggul dan menang, bukan manusia-manusia pecundang!
Dirgahayu Republik Indonesia ke-70!!
Jayalah Bangsaku Jayalah Negeriku!!!
Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I
Penulis adalah Staf Guru SMK Yapim Manado

Sabtu, 08 Agustus 2015

Acara Halal Bil Halal 2015

 

Kepala sekolah bersama staf guru dan tenaga administrasi SMK Yapim Manado dalam acara Halal bil Halal dan Open Hause di kediaman Dra. Rosmiaty Limonu salah satu guru SMK Yapim Manado. Selain makan bersama acara juga dimeriahkan dengan karaoke. Dalam acara ini juga hadir pengurus OSIS. (zigaumarov)

Jumat, 31 Juli 2015

Empat Pilar Kebangsaan dan Pendidikan Agama Islam By. Bakri, S.Pd.I, M.Pd.I

 

Inspirasi, Membicarakan Islam di Indonesia seperti  membicarakan uang logam dengan dua sisi yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Bagaimanapun sejarah keduanya saling bertalian dalam konteks keindonesiaan. Setidaknya  dalam sejarah kita mencatat secara faktual bahwa hadirnya Indonesia sebagai negara merdeka berkat perjuangan para pendahulu (faundingfathers) yang  notabene beragama Islam setidaknya tanpa berkeinginan untuk  untuk menafikan kehadiran para pendahulu yang beragama non Islam yang jumlahnya bisa dibilang sangat sedikit dari kalangan Indonesia Timur.
Indonesia hari ini adalah milik kita bersama yang warga negaranya beragama berbeda-beda. Karenanya ajaran 4 Pilar Kebangsaan  dalam upaya menjaga kelestarian Indonesia sangat fundamental keberadaannya. Empat Pilar Kebangsaan itu adalah Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
Bagaimana hubungan keempatnya dengan Pendidikan Agama Islam?? Pertama Pancasila. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.  Rasa kebertuhanan sebenarnya telah melekat sedemikian rupa dalam lubuk hati manusia. Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa kesadaran manusia akan kebertuhanan sejatinya telah ada jauh sebelum manusia lahir ke muka bumi ini. (QS. Al-A’raf [7] : 172-173). Dalam Islam konsep Ketuhanan Yang Maha Esa disebut tauhid. Tauhid itulah keyakinan terdalam yang paling awal dari semua agama2  yang ada di  bumi.  Selanjutnya buka QS. Al-Anbiya[21]: 25 dan QS. Al-Ikhlas [112] : 1-4.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Islam menempatkan jiwa manusia pada tempat yang mulia. Dalam Al-Qur’an, Allah telah menegaskan tentang status mulia manusia yang mengatasi makhluk2 lainnya. (QS. Al-Isra’ [17]: 70). Islam juga sangat peduli dengan keselamatan jiwa manusia. (QS. Al-An’am [6]: 151). Islam mengajarkan tak ada bedanya melenyapkan satu nyawa dengan melenyapkan banyak nyawa. Keduanya merupakan perbuatan keji dan mengancam perdamaian dunia. (QS. Al-Maidah [5]: 32).
Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Islam memandang, persatuan tidak hanya sekedar kerumunan yang disatukan dalam satu ruang tanpa tujuan. (QS. Ali Imran [3]: 103). Dalam konteks keindonesiaan, tentu saja kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan dengan spirit ketuhanan yang mengedepankan nilai2 kemanusiaan yang adil dan beradab, yang mengedepankan kepentingan rakyat, yang berkeadilan bagi semua.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan  Perwakilan. Rakyat adalah penguasa tertinggi dalam sebuah Negara karenanya kerakyatan sebagai prinsip kenegaraan berarti kepentingan rakyatlah yang harus menjadi sumber inspirasi setiap kebijakan dan langkah kekuasaan Negara. Dalam kaidah fiqih dikatakan, kebijakan pemimpin atas rakyatnya harus selalu mengacu kepada kepentingan mereka. Karena pada hakekatnya pemimpin merupakan pelayan bagi yang dipimpinnya. Rasulullah  saw bersabda, “Kamu semua adalah pemimpin  dan setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya.” Perbedaan   pendapat adalah hal yang wajar, karenanya harus disikapi dengan bijaksana. Al-Qur’an mengajarkan musyawarah untuk mufakat dengan cara2 yang lembut. (QS. Ali Imran [3]: 159). Dalam sejarah Islam kita juga menemukan bahwa Rasulullah juga melakukan musyawarah  ketika menghadapi masalah2 keumatan seperti soal strategi dalam perang dan lain-lain.
Sila kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Secara etimologi, adil berasal dari bahasa Arab ‘adala—ya’dilu—’adlan yang berarti lurus, seimbang, dan sama. Jadi adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya atau memberikan hak kepada orang yang mempunyai hak. Begitu pentingnya rasa keadilan dalam kehidupan ini, Allah meyebut kata ini lebih dari seribu kali dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam QS. Al-Baqarah [2]: 282, QS. An-Nisa’ [4]: 135, dan QS. Al-Maidah [5]: 42.
Pilar yang kedua adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendiri bangsa ini meyakini bahwa Negara ini akan menjadi besar jika mau bersatu karenanya NKRI yang ada saat ini adalah sebuah ikatan jiwa dan raga anak bangsa. Semangat nasionalisme dapat bersenyawa dengan baik dengan pendidikan agama melalui pengembangan penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini bisa dijalankan hanya mungkin jika Negara dalam keadaan meedeka bebas dari imperialism dan kolonialisme.
Pilar ketiga adalah Bhineka Tunggal Ika. Gagasan negera Indoensia adalah buah dari pahit getirnya perjalanan nusantara di era2 sebelumnya. Pendidikan bukan hanya media transfer of knowledge tapi juga transfer of value. Bhineka Tunggal Ika bukan hanya pengetahuan tapi dia juga nilai. Nilai kebangsaan yang harus ditularkan kepada generasi penerus agar Indonesia tetap lestari.

Pilar terakhir adalah Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa semangat Islam tidak dapat dipisahkan dengan semangat pendirian Negara untuk membebaskan diri dari penjajahan kala itu. Namun demikian tokoh-tokoh Islam kala itu mampu mengerem dirinya untuk tidak memperturutkan keinginan diri atau kelompoknya masing-masing tapi justru berupaya mengayomi kelompok mino-ritas dengan UUD 1945 sebagai UUD Negara.(zigaumarov)

Penutupan MOS TP. 2015/2016

 

 Kepala SMK Islam Yapim Manado Dr. H. Abd. Latif Samal, MM sedang memberikan sambutan dalam acara penutupan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMK Islam Yapim Manado Tahun Pelajaran 2015/2016. Suasana acara penutupan dilaksanakan setelah rangkaian acara MOS selama tiga hari. Dalam kesempatan yang sama kepala sekolah dan pengurus Yayasan Pendidikan Islam Manado (YAPIM) yakni H. Syarif Wahid, SE, MBA menyerahkan piagam pengharagaan kepada 10 peserta dan 10 panitia MOS dari OSIS.

Rabu, 29 Juli 2015

Masa Orientasi Siswa (MOS) SMK Islam Yapim Manado Tahun Pelajaran 2015/2016 telah dibuka secara resmi kemarin. Acara open ceremony atau pembukaan ini dipusatkan di Aula SMK dan langsung dibuka oleh kepala sekolah Dr. H. Abd. Latif Samal, MM. Dalam sambutannya kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan MOS merupakan kegiatan tahunan yang merupakan program sekolah yang harus diikuti oleh setiap siswa baru. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi siswa-siswi baru untuk mengenal sekolah secara baik sehingga dapat menunjang pembelajaran nantinya. Kegiatan MOS tahun ini diikuti oleh 140 peserta. Setiap peserta diwajibkan menyediakan perlengkapan (tools) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Suasana menggema ketika seluruh peserta menyanyikan lagu-lagu perjuangan yang dipandu oleh salah seorang guru. Dalam kesempatan yang sama ketua panitia Bakri, S.Pd.I, M.Pd.I menyampaikan bahwa kegiatan MOS akan dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 28-31 Juli 2015, yang sebelumnya didahului dengan kegiatan pra-MOS selama satu hari. Pada hari terakhir akan diumumkan pembagian kelas per program keahlian beserta wali kelasnya masing-masing. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan media atau momen awal yang berharga bagi siswa baru untuk mengenal jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Seyogyanya kegiatan ini dapat diikuti dengan semangat dan rasa bangga sebagai warga SMK.

 

Masa Orientasi Siswa (MOS) SMK Islam Yapim Manado Tahun Pelajaran 2015/2016 telah dibuka secara resmi kemarin. Acara open ceremony atau pembukaan ini dipusatkan di Aula SMK dan langsung dibuka oleh kepala sekolah Dr. H. Abd. Latif Samal, MM. Dalam sambutannya kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan MOS merupakan kegiatan tahunan yang merupakan program sekolah yang harus diikuti oleh setiap siswa baru. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi siswa-siswi baru untuk mengenal sekolah secara baik sehingga dapat menunjang pembelajaran nantinya.
Kegiatan MOS tahun ini diikuti oleh 140 peserta. Setiap peserta diwajibkan menyediakan perlengkapan (tools) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Suasana menggema ketika seluruh peserta menyanyikan lagu-lagu perjuangan yang dipandu oleh salah seorang guru. Dalam kesempatan yang sama ketua panitia Bakri, S.Pd.I, M.Pd.I menyampaikan bahwa kegiatan MOS akan dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 28-31 Juli 2015, yang sebelumnya didahului dengan kegiatan pra-MOS selama satu hari. Pada hari terakhir akan diumumkan pembagian kelas per program keahlian beserta wali kelasnya masing-masing. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan media atau momen awal yang berharga bagi siswa baru untuk mengenal jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Seyogyanya kegiatan ini dapat diikuti dengan semangat dan rasa bangga sebagai warga SMK.
















Kamis, 04 Juni 2015

ROHIS DAN OSIS GELAR PESANTREN KILAT 2015

 

Tahun Pelajaran 2014/2015 akan segera berakhir, mengakhiri tahun pelajaran SMK Islam Yapim Manado kembali menyelenggarakan kegiatan Pesantren Kilat. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan selama tiga hari mulai Rabu hingga Jum'at atau 3-5 Juni 2015. Pesantren Kilat tahun ini ditandai adanya penyerahan bantuan yang berhasil dikumpulkan OSIS dan ROHIS. Bantuan yang terkumpulkan aan kan disalurkan ke beberapa Panti Asuhan.
Orientasi dan substansi Pesantren Kilat sendiri adalah refreshment kemampuan beragama para siswa terkait dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan beragama yang dimiliki. Dalam sambutan pembukaan, Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Pembina Rohis menyatakan bahwa materi dan konsep Pesantren Kilat tahun ini praktis 80% berbeda dengan model Pesantren Kilat tahun-tahun sebelumnya. Karenanya diharapkan kegiatan ini bisa diikuti oleh santriwan dan santriwati dengan serius dan penuh antusias.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Dr. H. Abd. Latif Samal, MM  menyatakan bahwa dirinya menyambut baik kegiatan yang telah dilaksanakan oleh OSIS dan ROHIS SMK Yapim Manado. Pihaknya berharap pelaksnaan kegiatan ini mampu melahirkan pribadi-pribadi baru sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan oleh sekolah.
Dalam kesempatan yang sama Pembina OSIS, Olis Paputungan, S.Pd menyebutkan bahwa dalam kegiatan ini panitia juga memberikan sertifikat penghargaan kepada fasilitator, moderator, panitia, dan peserta. Terkhusus untuk peserta piagam diberikan hanya kepada siswa yang dianggap layak menerima piagam dengan beberapa kategori.